Malaysia & Thailand - Dalam rangka meningkatkan kerjasama internasional, perwakilan dosen STAI KH. Muhammad Ali Shodiq Ngunut Tulungagung (STAI MAS), Moh. Ibnu Sholeh melakukan kunjungan ke luar negeri untuk menjalin kerjasama dengan 2 (dua) Perguruan Tinggi asal Negara Malaysia yakni Universiti Utara Malaysia (UUM), dan University College of MAIWP International (UCMI) serta satu perguruan tinggi asal Negara Thailand yaitu Hatyai University. Delegasi dari dosen STAI MAS tersebut berangkat pada tanggal 7 Desember 2023, dari bandara bersama para rekannya yang berjumlah lima orang.
Secara khusus, kerjasama ini akan direncanakan untuk berfokus pada program dan kegiatan-kegiatan seperti konferensi dan seminar internasional, benchmarking kurikulum perguruan tinggi, kolaborasi publikasi ilmiah, pembelajaran bersama e-learning, serta mobilitas mahasiswa (program transfer kredit, program kursus singkat, dan layanan masyarakat). "Kami berharap, kerjasama ini ke depan dapat memberikan kontribusi, khususnya dalam peningkatan kualitas pendidikan di PTKI, khususnya di kampus STAI MAS" ungkap Wakil Ketua III bidang Kemahasiswaan dan Kerja Sama.
Ibnu Sholeh, selaku perwakilan dosen STAI MAS tersebut mengungkapkan bahwa dalam menghadapi persaingan global yang semakin komplek, institusi pendidikan dituntut untuk mampu berperan aktif, inovatif, dan inspiratif sehingga dapat menghasilkan lulusan yang berdaya saing unggul. Upaya yang bisa dilakukan oleh institusi pendidikan terutama perguruan tinggi adalah dengan menjalin kerjasama internasional dengan perguruan tingi lain dari berbagai negara. “Tujuan utama dari kerja sama ini untuk membangun sinergi dan kolaborasi ilmiah baik di bidang pendidikan, penelitian dan pengabdian masyarakat” ungkapnya.
Sejalan dengan hal tersebut, Kaprodi MPI mengungkapkan bahwa kerjasama ini juga dilakukan sebagai persiapan STAI MAS dalam menghadapi Akreditasi Program Studi (APS) dan Akreditasi Perguruan Tinggi (APT) yang akan dilakukan, di mana standar-standar yang ditetapkan dalam bebereapa kriterianya mengacu kepada lingkup internasional. Oleh karena itu, setiap perguruan tinggi harus melibatkan diri pada kegiatan-kegiatan tingkat internasional, seperti benchmarking kurikulum program studi, publikasi ilmiah di jurnal internasional, keterlibatan dosen pada konferensi dan seminar internasional, penggunaan bahasa asing dalam pembelajaran, dan lain sebagainya. Dengan demikian, keberadaan perguruan tinggi diakui secara internasioanl (Internasional recognition). (red/cdn)
Secara khusus, kerjasama ini akan direncanakan untuk berfokus pada program dan kegiatan-kegiatan seperti konferensi dan seminar internasional, benchmarking kurikulum perguruan tinggi, kolaborasi publikasi ilmiah, pembelajaran bersama e-learning, serta mobilitas mahasiswa (program transfer kredit, program kursus singkat, dan layanan masyarakat). "Kami berharap, kerjasama ini ke depan dapat memberikan kontribusi, khususnya dalam peningkatan kualitas pendidikan di PTKI, khususnya di kampus STAI MAS" ungkap Wakil Ketua III bidang Kemahasiswaan dan Kerja Sama.
Ibnu Sholeh, selaku perwakilan dosen STAI MAS tersebut mengungkapkan bahwa dalam menghadapi persaingan global yang semakin komplek, institusi pendidikan dituntut untuk mampu berperan aktif, inovatif, dan inspiratif sehingga dapat menghasilkan lulusan yang berdaya saing unggul. Upaya yang bisa dilakukan oleh institusi pendidikan terutama perguruan tinggi adalah dengan menjalin kerjasama internasional dengan perguruan tingi lain dari berbagai negara. “Tujuan utama dari kerja sama ini untuk membangun sinergi dan kolaborasi ilmiah baik di bidang pendidikan, penelitian dan pengabdian masyarakat” ungkapnya.
Sejalan dengan hal tersebut, Kaprodi MPI mengungkapkan bahwa kerjasama ini juga dilakukan sebagai persiapan STAI MAS dalam menghadapi Akreditasi Program Studi (APS) dan Akreditasi Perguruan Tinggi (APT) yang akan dilakukan, di mana standar-standar yang ditetapkan dalam bebereapa kriterianya mengacu kepada lingkup internasional. Oleh karena itu, setiap perguruan tinggi harus melibatkan diri pada kegiatan-kegiatan tingkat internasional, seperti benchmarking kurikulum program studi, publikasi ilmiah di jurnal internasional, keterlibatan dosen pada konferensi dan seminar internasional, penggunaan bahasa asing dalam pembelajaran, dan lain sebagainya. Dengan demikian, keberadaan perguruan tinggi diakui secara internasioanl (Internasional recognition). (red/cdn)
