PERKUAT KUALITAS PENDIDIKAN, KAPRODI PBA, MPI, DAN IAT STAI KH. MUHAMMAD ALI SHODIQ IKUTI WORKSHOP KURIKULUM BERBASIS KKNI-MBKM DI PONOROGO

Image Creator
Choiruddin
22 Jun 2023 17:01, Diperbarui 13 Jul 2024 06:19
0 110
Ponorogo - Dalam rangka memperkuat kualitas pendidikan, jajaran kaprodi STAI KH. Muhammad Ali Shodiq (STAI MAS) yakni Miftakul Arifin, Fakhruddin Al Farisy, dan Choiruddin mengikuti Workshop Kurikulum Perguruan Tinggi Berbasis KKNI & Merdeka Belajar (MBKM) selama dua hari pada tanggal 21-22 Juni 2023 di Hotel Maesa, Ponorogo, Jawa Timur. Kegiatan ini diselenggarakan oleh forum Pimpinan Zona Mataraman, Kopertais Wilayah IV Jawa Timur.  Workshop dibuka dengan sambutan dari Ketua Forpim PTKIS IV Zona Mataraman,  Prof. Dr. H.M. Suyudi, M.Ag. dalam sambutan tersebut beliau mengungkapkan pentingnya sinergisitas antar perguruan tinggi dalam wilayah Mataraman terlebih dalam kurikulum Kampus Merdeka ini yang sarat akan hal tersebut. Kemudian dalam kaitannya dengan acara workshop yang akan diselenggarakan, sangat tepat kiranya bahwa peserta workshop ini dihadiri langsung oleh Ketua Program Studi yang terkait langsung dengan pengelolaan kurikulum program studi, dan kerja sama antar program studi yang dibutuhkan dalam menjalankan MBKM.

Kemudian dilanjutkan sambutan sekaligus sesi pertama workshop yang dipimpin oleh Dr. Arif Manshuri, M.Pd selaku Tim Ahli MBKM Kopertais IV Surabaya. Dalam sambutan dan presentasi, pertama-tama beliau memaparkan beberapa kelembagaan cabang dari Kopertais IV yang telah diselenggarakan antara lain adalah Forum prodi, Forum Jurnal, Forum Pimpinan, Konsorsium LPM, Forum LPPM, dan Forum Operator yang satu sama lain saling bersinergi dalam penyelenggaraan perguruan tinggi yang lebih baik dalam bidang pendidikan, penelitian, dan pengabdian. Kemudian dilanjutkan mengenai mega trend dalam perguruan tinggi dengan adanya kurikulum Merdeka Belajar – Kampus Merdeka yang pada dasarnya bertujuan untuk mendorong pembelajaran agar lebih otonom, dan fleksibel, menciptakan budaya akademik yang inovatif, tidak mengekang, dan sesuai kebutuhan mahasiswa pada era Education 4.0. Pada workshop kali ini pembahasan akan difokuskan pada kebijakan ke 4 pada MBKM, mengenai hak belajar tiga semester di luar program studi sesuai Permendikbud No. 3 Tahun 2020 tentang SN-DIKTI. Teknis mengenai hal tersebut akan dibahas lebih lanjut oleh saudara Dr. Sulistiyono, M.S.I.  

Kemudian beliau menjelaskan peluang bagi PTKI dalam kebijakan baru ini, yakni sebagai momentum internasionalisasi Program Studi Keagamaan, mengimplementasikan integrasi ilmu dalam langkah konkrit program studi, dan tantangan program studi membuktikan distingsinya. Kemudian dalam acara tersebut pula beliau menitipkan pesan kepada para pejabat PTKI masing-masing dalam kaitannya dengan adanya kebijakan baru MBKM ini, hendaknya perguruan tinggi menyusun ulang  pedoman akademik sesuai dengan program Kampus Merdeka di masing-masing PTKI, menyusun ulang kurikulum prodi berdasarkan profil lulusan, cpl, bahan kajian, struktur kurikulum, rps, dan strategi pembelajaran, merancang ulang langkah penjaminan mutu sesuai dengan proses-proses pembelajaran dan pendidikan dalam konteks kampus merdeka, masing-masing program studi turut menjalin kerja sama dengan program studi di luar PT, serta lembaga lainnya dalam menyukseskan kampus merdeka, dan merancang ulang sistem evaluasi di perguruan tinggi sesuai dengan kebijakan kampus merdeka.

Berikutnya, sesi keduapaparan presentasi serta workshop dari  Dr. Sulistiyono, M.S.I., selaku pemateri utama workshop yang memaparkan tentang teknis perancangan dan pelaksanaan MBKM di PTKI. Para peserta diminta duduk di kelompok masing-masing yang terbagi dalam 6 kelompok, dengan Bapak M. Arifin di kelompok 4, F.A. Farisy di kelompok  5, dan Choiruddin di kelompok 6. Dalam paparan beliau pertama-tama dijelaskan bahwa sejak tahun 2019, perguruan tinggi tidak lagi berorientasi pada what the academic staff teach (teacher centered), namun berfokus pada what the student achieve (student centered) yang mana sering diungkapkan dengan istilah OBE (Outcome Based Education). Di tahun berikutnya di terdapat kebijakan MBKM, serta adanya distingsi program studi, yang ketiga hal ini membentuk corak kurikulum baru dalam perguruan tinggi. Dalam kurikulum baru ini terdapat Body of Knowledge (BoK) yang berisi rumpun bahan kajian (BK) di perguruan tinggi yang dipetakan sejak penyusunan dokumen kurikulum program studi. Selain itu terdapat CPL yang saling berkaitan dengan bahan Kajian tersebut,  serta keluasannya yang digunakan sebagai penetapan mata kuliah beserta CPL yang dibebankan.   
 
Berikutnya pada sesi ketiga, membahas tentang keluasan mata kuliah, kedalaman mata kuliah, kode mata kuliah, perhitungan SKS, Sequence mata kuliah setelah adanya insersi program MBKM. Keluasan mata kuliah ditentukan oleh jumlah topik pembahasan yang diajarkan pada mata kuliah tersebut, sedangkan kedalaman mata kuliah ditentukan oleh sejauh mana level taksonomi Bloom dirumuskan pada kemampuan akhir tiap tahapan belajar (Sub-CPMK), dengan kata kerja operasional (KKO) versi Anderson. Dari keluasan dan kedalaman mata kuliah tersebut selanjutnya ditentukan jumlah SKS yang dibebankan pada mata kuliah. Dan terakhir di sesi ini, beliau menganjurkan bahwa program MBKM hendaknya dilakukan pada sequence mata kuliah semester V ke atas, setelah semua mata kuliah inti program studi selesai diajarkan di semester I-IV. B  
 
Kemudian di sesi terakhir hari pertama, para peserta workshop diminta menetapkan program MBKM tersebut di semester V, VI, maupun VI baik dengan program studi lain dalam PT, program studi yang sama di luar PT, atau pun program studi lain di luar PT. Dari program tersebut terdapat beberapa mata kuliah yang tidak sama pada sequence (urutan) asal, sehingga perlu adanya konversi dari mata kuliah asal ke mata kuliah tujuan di luar program studi, yang disepakati oleh antar ketua program studi dalam dokumen SPK (Surat Perjanjian Kerja Sama) sebagaimana yang telah dilampirkan dalam folder Google Drive beserta file lain yang berkaitan, dan dokumentasi kegiatan. Pada sesi terakhir ini, para peserta diminta untuk menyelesaikan draft sementara sequence mata kuliah beserta program MBKM yang dicanangkan, konversi mata kuliah berikut SPK antar prodi, dan profil lulusan, dan CPL yang dibebankan pada mata kuliah. Acara di hari pertama ditutup sekitar pukul 22.00 dan dilanjutkan lagi pada hari berikutnya.

Pada hari kedua, acara workshop dimulai dengan presentasi perwakilan Kurikulum dari masing-masing kelompok yang telah dibagikan, beserta revisi mata kuliah. Beberapa catatan dari pemateri workshop dari presentasi dan sesi tanya jawab adalah mengenai sequence mata kuliah yang ditampilkan antara lain adalah tentang nomenklatur yang tidak ambigu bagi dosen maupun mahasiswa, pendalaman mata kuliah teoritis di semester awal, program MBKM ibarat infrastruktur yang disiapkan prodi, dan tidak mengharuskan mahasiswa untuk mengikutinya, pertukaran pelajar dapat dilakukan dengan pembelajaran hybrid, SPK dapat dijadikan bukti fisik akreditasi, di semester 5 biasanya terdapat mata kuliah distingsi prodi sehingga tidak semua mata kuliah yang di program MBKM. Selesai workshop, sekretaris acara menyampaikan tindak lanjut dari acara ini yakni tiap perwakilan program studi mengirimkan kepada pendamping kelompok masing-masing berupa dokumen Profil Lulusan beserta CPL nya, dokumen Sequence Mata Kuliah, dokumen Konversi Mata Kuliah, dan Surat Perjanjian Kerja Sama MBKM. Acara ditutup pukul 11.00 dan persiapan Check out dari tempat acara. (red/cdn)
Tags: ,